Fakta mengejutkan! Ahmad Sahroni ternyata berada di rumahnya saat massa menggeruduk dan menjarah kediamannya pada akhir Agustus lalu. Dia bersembunyi di sebuah toilet berukuran sekitar tiga meter persegi sehingga keberadaannya ketika itu tidak diketahui orang.
Sahroni terjebak dalam kamar mandi yang bertempat di lantai empat sekaligus rooftop rumahnya itu selama sekitar tujuh jam dari sore hingga malam.
Cerita tersebut diungkapkan oleh Tabroni, staf pribadi Sahroni, yang berada di lokasi saat penjarahan berlangsung. "Waktu itu dia (Sahroni) sembunyi di kamar mandi," kata Tabroni kepada Tempo pada Rabu, 24 September 2025.
Menurut Tabroni, pintu kamar mandi kecil di rooftop tersebut tidak dikunci oleh Sahroni saat bersembunyi. Sahroni mengotori wajahnya dengan tanah dan debu agar tidak dikenal orang jika ada yang masuk ke toilet itu.
Tabroni berujar seseorang tidak dikenal sempat memergoki Sahroni di tempatnya bersembunyi. Namun, orang itu tidak menyadari bahwa yang bersembunyi adalah Sahroni.
"Bapak (Sahroni) cerita, ada yang tiba-tiba masuk, sempat senterin dia dan tanya, 'kamu siapa?', Bapak jawab, 'saya penjaga rumah'," tutur Tabroni. Orang itu, kata Tabroni, lalu pergi setelah menyuruh Sahroni diam dan tidak ke mana-mana. Sebab, keadaan rumah saat itu belum aman.
Sahroni mulai bersembunyi di toilet tersebut pada sore hari setelah massa datang. Menurut Tabroni, massa mulai mencoba merobohkan pagar rumah pada sekitar pukul 15.30 WIB. Saat itu, massa juga melempari rumah Sahroni dengan batu.
Di dalam, Sahroni sedang bersama stafnya dan sejumlah tamu. Ada 8 orang yang terjebak di dalam rumah saat massa datang. Mereka pun lari ke rooftop rumah untuk menyelamatkan diri.
Tabroni menyebut orang-orang yang berada di dalam rumah berupaya menyelamatkan diri dengan berbagai cara. Di antaranya dengan bersembunyi maupun melompat ke rumah tetangga dari atap. Warga sekitar tidak bersedia mengkonfirmasi cerita tersebut.
Sahroni tidak membawa HP saat bersembunyi. Tas yang berisi HP-nya tertinggal di dalam rumah dan hilang saat penjarahan. Tabroni dan staf Sahroni lainnya tak bisa mengontak atasan mereka itu hingga malam.
Mereka baru mengetahui kabar Sahroni pada sekitar pukul 22.00 WIB setelah dihubungi oleh Feby Belinda, istri Sahroni, yang berada di luar Jakarta. Ternyata, Sahroni telah berhasil memanjat atap dan masuk ke rumah salah satu tetangganya. Sahroni kemudian meminjam telepon tetangganya itu untuk menghubungi istrinya. "Itu satu-satunya nomor HP yang beliau ingat," kata Tabroni.
Selengkapnya baca di Tempo
#berita #ahmad #sahroni