Nasib Pilu Syam Permana Pencipta Lagu Inul Daratista, Kini Jadi Pengamen, Sehari Dapat Rp 50 Ribu

Syam Permana Pencipta Lagu Inul Daratista
Syam Permana Pencipta Lagu Inul Daratista

Inspirasi Gue - Nasib Pilu Syam Permana Pencipta Lagu Inul Daratista, Kini Jadi Pengamen, Sehari Dapat Rp 50 Ribu 

 Sosok Syam Permana alias Syamsudin sudah tak asing lagi bagi pecinta musik Indonesia.

Ia merupakan pencipta lagu ternama asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Sejumlah karyanya kerap dinyanyikan penyanyi dangdut Indonesia.

Seperti lagu Benalu Cinta yang dinyanyikan oleh Imam S Arifin, Belum Sembuh oleh Meggy Z.

Juga lagu berjudul Terima Kasih yang dipopulerkan oleh Inul Daratista.

Ada pula lagu Merana dinyanyikan oleh Hamdan ATT, serta lagu Surga Jadi Neraka oleh Ine Shintya.

Meski sejumlah karyanya sudah melegenda, tetapi Syam hidup dalam kondisi yang serba kekurangan.

Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya di Kampung Babakan Jawa RT 1/RW 18, Desa Sukaresmi, Kecamatan Cisaaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Anaknya masih duduk di kelas 11 Sekolah Menengah Atas (SMA) dan kelas 7 Sekolah Menengah Pertama (SMP). 

Demi memenuhi kebutuhan hidup, Syam dan istrinya memutuskan menjadi mengamen.

Namun, ia tidak setiap hari mengamen.

Syam berangkat saat cuaca dirasa bersahabat dan kondisi fiisk yang fit.

Biasanya ia mengamen setelah sholat dhuhur. Ia turut serta mengajak istri dan anaknya yang SMP.

Ia mengamen ke daerah Kota Sukabumi.

Dalam sehari, setidaknya pria berusia 64 tahun ini harus berjalan 10-15 kilometer untuk mencari nafkah.

Panas terik matahari maupun hujan harus Syam hadapi.

Gitar mulai dipetik. Syam bersama sang Isteri mulai menyanyi. Jari jemari yang sudah tak muda lagi itu terlihat lihai berpindah dari kunci satu ke kunci yang lain. 

“Kita muter area Sukabumi tapi engga ke kampung-kampung, kita ke toko-toko, rumah makan,” papar Syam, dikutip dari Kompas.com.

Saat mengamen nampak orang-orang mendengarkan lagu yang Syam bawakan, dan tak lama memberikan uang kepada sang Isteri, merekapun pergi berganti tempat. 

Dalam sehari Syam mengamen hingga waktu mendekati petang, ia kemudian bergegas pulang ke rumah dan tiba sekira pukul 18.00 hingga 21.00. 

Tak jarang Syam dari lokasi mengamen kembali pulang ke rumah dengan berjalan kaki. 

Dari hasil mengamen Syam mendapatkan Rp 50.000-100.000.

Uang tersebut dalam sekejap habis untuk keperluan sehari-hari. 

“Penghasilan untuk kebutuhan (rumah tangga), belum bekal anak sekolah, ongkosnya,” jelas Syam. 

Tak jarang saat mengamen, Syam mendapat rezeki tak terduga dari orang dermawan. Kadang kala ada juga yang memberinya makanan. 

Selain mendapatkan kebaikan saat mengamen, tak jarang ia dan isterinya diusir pemilik tempat ketika hendak mengamen. 

Namun hal itu tak menyurutkan pasangan suami isteri itu mengais rezeki. 

“Ya pernah dibilang jangan masuk ketika ngamen sama salah satu restoran, keluar aja,” ungkap Syam. Sebelum memutuskan mengamen, ia dan isterinya berjualan buah, sayur, dan membantu memanen padi. Uang yang dihasilkan dari pekerjaannya berkisar Rp 40.000-50.000. 

“Kadang ibu nandur kalo ada yang ngajak. Juga jual buah manggis, pete, apalagi butuh uang buat anak-anak sehari-hari bekel sekolah, belum jajan, dan kebutuhan keluarga,” sambung Syam. 

Syam dan keluarga kini menggantungkan hidup hanya pada gitar yang ia gunakan untuk mencari nafkah. 

Ia berharap ada bantuan dari pemerintah dan bisa tampil dalam event yang digelar pemerintah kota atau kabupaten Sukabumi. 

“Kalo keinginan mah ada (tampil), tapi belum kesampean. Ya mudah-mudahan (bisa tampil),” pungkas Syam.

Awal Karier

Syam lantas menceritakan awal kariernya di dunia musik.

Ia mengaku, mulai terjun ke dunia musik pada 1981 silam.

Saat itu Syam membuat lagu dan mengirimkannya ke industri musik.

"Alhamdulillah, lagu kita yang keterima," ucap Syam di kediamannya, Kamis (10/10/2024).

Tidak hanya aktif menawarkan lagu, ada kalanya ia diminta membuat lagu oleh produser musik yang dikenalnya.

Syam bersama Yongki RM membuat lagu Inul Daratista berjudul Terima Kash.

Sebelum Syam bergabung dengan KCI dan mendaftarkan lagu miliknya, ia tidak menerima uang dari lirik yang ia ciptakan.

Dirinya hanya mendapatkan uang saat awal pembuatan lagu. 

Seperti lagu "Biarkan Ku Sendiri" dan "Mengapa Terjadi" yang dijualnya Rp 15.000 tahun 1982. 

“Pertama kali jual lagu itu Rp 15.000 ke pimpinan proyek musik, diambil 2 lagu jadi dibayar Rp 30.000,” ungkap Syam. 

Setelah merasakan manisnya kehidupan Ibu Kota, Syam terpaksa hijrah ke Sukabumi. 

Ia harus menelan pil pahit Indonesia berada dalam situasi krisis moneter. 

Meskipun Syam sudah pindah ke Sukabumi, masih ada saja orang yang datang kepada dirinya untuk dibuatkan musik.

Mulai Dapat Royalti

Jalan Syam mendapatkan royalti mulai terbuka ketika bergabung dengan Yayasan Karya Cipta Indonesia.

Ia tidak begitu tahu detail kapan bergabung, namun sejak-sejak lagunya didaftarkan, ia mendapatkan uang setiap tahunnya.

“Puluhan lagu lebih didaftarkan ke KCI, pendapatan engga tentu, lagu yang (dinyanyiin) Inul ada dapet 3 juta tahun 2002."

"Tahun 2024 dapat Rp 125.000 terus berjalan dua bulan ada tambahan Rp 250.000."

"Tahun kemarin, Rp 400.000. Kita kurang paham pokoknya kita hanya terima transferan saja, itu juga pake rekening menantu,” jelas Syam. 

Syam mengaku, sarana hiburannya di rumah hanya radio.

Tak jarang ia mendengarkan kembali lagu-lagu yang dibuatnya di radio tersebut.

Ketika lagu itu diputar, rasa bangga terpatri dalam dirinya.

Syam bernostalgia, meski seskali ia meratapi hidupnya yang tidak pernah berubah.

“Lagu ciptaan masih suka didengerin. perasaan bangga masih dinyanyiin masih diterima, tapi saya kadang kadang berfikir kok kehidupan saya gini-gini aja,” imbuh Syam dengan nada terbata-bata. 

Syam hingga saat ini masih sering mengulik bahkan menciptakan lagu.