Di sebuah rumah sederhana, setiap sore ada pemandangan yang membuat hati mencelos. Beberapa ekor kucing peliharaan Arbil Fahrizan selalu duduk rapi di depan pintu, seakan tahu bahwa pintu itu suatu hari akan terbuka dan tuannya kembali pulang.
Sejak Arbil berangkat untuk berjuang di panggung besar D’Academy 7 Indosiar, kucing-kucing itu kehilangan rutinitas sederhana yang dulu mereka cintai. Tak ada lagi suara lembut yang memanggil nama mereka, tak ada lagi belaian tangan hangat saat Arbil pulang sekolah, tak ada lagi canda kecil saat makan bersama di dapur. Yang tersisa hanyalah keheningan, ditemani rindu yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata—hanya dengan tatapan mata yang kosong ke arah pintu.
Malam tadi, Indosiar mengunggah sebuah foto. Arbil tampak bahagia dengan seekor kucing baru yang cantik dan gemoy di sana. Semua orang tersenyum melihatnya, tapi di rumah, hati siapa yang tak terenyuh membayangkan kucing-kucing lamanya? Mereka yang setia menunggu, tak tahu mengapa tuannya begitu lama tak kembali.
Ada kesetiaan yang tak tergantikan di mata hewan-hewan kecil itu. Mereka tidak cemburu, tidak marah—hanya menunggu. Menunggu dengan sabar, dengan keyakinan bahwa suatu saat Arbil akan pulang, membuka pintu, dan kembali memeluk mereka.
Mungkin, di balik sorak meriah panggung dan cahaya kamera, ada rindu diam-diam yang ikut berjuang. Bukan hanya Arbil yang sedang berjuang di sana, tapi juga kucing-kucing kecilnya di rumah—berjuang melawan sepi, berjuang menjaga kesetiaan.
Dan ketika hari itu tiba, saat Arbil pulang dengan membawa mimpi yang berhasil diraih, bayangkanlah betapa bahagianya kucing-kucing itu. Mereka akan berlari, mengeong sejadi-jadinya, melompat ke pelukan tuannya yang mereka rindukan tanpa henti.
Karena cinta hewan, sekecil apapun, tak pernah kalah tulus dari cinta manusia. ❤️
#Zoantranspose #Arbilfahrizan #Kucingarbil #Dacademy7 #Indosiar