Cara Kerja Google Opal, Garap Aplikasi Mini Tanpa Coding



Inspirasi Gue - OPAL, alat eksperimental baru dari Google Labs yang bisa dipakai untuk membuat mini-aplikasi berbasis AI kini hadir di 15 negara, termasuk Indonesia. Pengembang aplikasi kecil bisa memanfaatkan teknologi ini tanpa harus menguasai pemrograman atau coding.

Selain ke Indonesia, Google memperluas akses layanan ini ke Kanada, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Brasil, Singapura, Kolombia, El Salvador, Kosta Rika, Panama, Honduras, Argentina, hingga Pakistan. “Tujuan kami sederhana, memberi pengguna kemampuan untuk membangun aplikasi mini bertenaga AI, hanya menggunakan bahasa alami dan tidak perlu pengkodean,” kata Manajer Produk Senior Google Labs Megan Li dalam blog resmi Google pada Selasa, 7 Oktober 2025.

Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca

Opal awalnya diluncurkan di Amerika Serikat sejak 24 Juli 2025 dalam versi beta, yang tersedia di Google Labs. Akses ke produk ini diperluas seiring bertambahnya pengguna yang kreatif dan mampu merancang aplikasi rumit, lebih dari yang diperkirakan tim pengembang.

Google juga meluncurkan peningkatan penelusuran kesalahan lanjutan, untuk memperjelas alur kerja. “Kesalahan ditampilkan secara real-time dan ditujukan ke langkah tempat kegagalan terjadi, demi memberi konteks langsung dan menghilangkannya,” kata Megan.

Pembuatan aplikasi juga diklaim menjadi lebih cepat, hanya memakan waktu kurang dari lima detik. Pengguna tak perlu mengutak-atik kode pemrograman selayaknya menyusun aplikasi atau situs web secara manual. Opal dapat diakses melalui pranala opal.withgoogle.com.

Dalam video demonstrasi, pengguna hanya perlu memasukkan perintah atau prompt untuk menentukan tema utama aplikasi. Selanjutnya, perlu ada prompt untuk menentukan peruntukkan aplikasi. Sistem AI akan membuat aplikasi tersebut sebelum dipublikasikan dengan melampirkan main mapping berwarna-warni untuk ditinjau ulang pengguna.

Pengguna diberikan ilustrasi main mapping dengan beragam warna dengan tampilan yang sederhana. Semua tampilan ini akan diproses oleh berbagai model AI Gemini milik Google.

Google Perluas Opal ke 15 Negara Termasuk Indonesia, Bisa Buat Mini Apps Bertenaga AI


Cara Kerja Google Opal, Garap Aplikasi Mini Tanpa Coding
Cara Kerja Google Opal, Garap Aplikasi Mini Tanpa Coding

 - Google resmi memperluas ketersediaan Opal, platform pembuat aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI) tanpa kode (no-code), ke 15 negara baru, termasuk Indonesia.

Pertama kali diperkenalkan pada dua bulan lalu, Opal merupakan proyek eksperimen awal Google Labs, yang memungkinkan pengguna membuat mini-apps bertenaga AI hanya dengan instruksi bahasa alami. 

“Ketika kami membuka Opal untuk pengguna di AS, kami mengantisipasi mereka mungkin akan membangun alat yang sederhana dan menyenangkan. Kami tidak menyangka akan mendapatkan lonjakan aplikasi Opal yang canggih, praktis, dan sangat kreatif,” tulis Google dalam blognya. 

Adapun 15 negara yang kini tersedia Opal tersebut adalah Kanada, India, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Indonesia, Brasil, Singapura, Kolombia, El Salvador, Costa Rica, Panama, Honduras, Argentina, dan Pakistan. 

Selain perluasan ketersediaan, Google juga mengungkapkan bahwa mereka telah meningkatkan performa inti Opal juga agar lebih cepat dan responsif. 

Waktu pembuatan aplikasi kini lebih singkat, dan fitur parallel runs memungkinkan proses eksekusi multi-langkah berjalan secara bersamaan, sehingga menghemat waktu pengguna. 

“Kami telah berinvestasi dalam berbagai peningkatan untuk mempercepat proses tersebut secara drastis agar dapat memulai dengan lebih cepat,” kata Google. 

Melalui Opal, Google berharap lebih banyak kreator dan pelaku usaha dapat mengotomatiskan proses bisnis, meningkatkan efisiensi kerja, hingga mewujudkan ide kreatif dengan bantuan AI.

Opal dapat diakses melalui laman opal.withgoogle.com, sementara komunitas pengembangnya dapat bergabung lewat kanal Discord resmi Google.